Jumat 23 Sep 2016 10:40 WIB

Lihatlah Bugis Makassar di Film Athirah

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
Salah satu adegan film Athirah
Foto: dok Athirah
Salah satu adegan film Athirah

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, Film Athirah yang baru saja dipertontonkan pertama kalinya untuk para wartawan di Jakarta, Kamis (22/9) terasa sangat kental dengan budaya Bugis Makassar. Film dibuka dengan perkawinan adat masyarakat Bugis Makassar.

Sosok Haji Kalla, ayah Jusuf Kalla, diperankan oleh Arman Dewanti, seorang sutradara dan aktor asli Sulawesi Selatan. “Karena di skenario ini Riri Riza ingin memakai otentisitas dialek Sulawesi Selatan, sementara aksen Bone itu tidak mudah. Aksennya beda dengan aksen Makassar. Arman bisa membantu Christoffer dan Mini untuk dialek Makassar,” ujar Mira Lesmana.

Untuk menemkukan nuansa Makassar yang asli, lokasi syuting pun dilakukan di Sulawesi Selatan. Proses syuting selama 31 hari dilakukan di tiga kota berbeda, yaitu Makassar, Sengkang dan Pare-Pare. Setting utama film ini adalah rumah Athirah yang dibangun di kota Makassar. Dibutuhkan sekitar 1,5 bulan untuk mengubah sebuah asrama mahasiswa menjadi rumah kuno era 1950-an, lengkap dengan perabotnya.

“Melihat begitu pesatnya perkembangan Sulawesi Selatan belakangan ini, kami sempat mengalami kesulitan untuk mencari perabot yang dibutuhkan saat itu. Akhirnya kami menemukan kolektor barang antik di Makassar yang bisa memenuhi apa yang kami butuhkan,” ujar sutradara film ini, Riri Riza.

Kendala lain adalah pembangunan setting kantor Haji Kalla yang berada di kawasan niaga. “Lokasi aslinya sebenarnya ada di Makassar, tapi kami tidak dapat lokasi itu di Makassar. Untuk menemukan lokasi yang hampir mirip seperti cerita aslinya kami harus pindah sekitar 150 kilometer ke utara Sulawasi, yaitu di kota Sengkang. Kebetulan juga Sengkang merupakan penghasil kain tenun sutra Bugis–Makassar. Jadi akhirnya kami bangun dan ciptakan setting Makassar di Sengkang," jelas Riri.

Film ini juga menjadi kesempatan untuk bekerja sama dengan tenaga kreatif dan para pekerja lokal perfilman Makassar. Baik di layar seperti para aktor terbaik yang ada di Sulsel, mulai dari pemeran utama hingga puluhan peran pendukung. Juga posisi-posisi kunci dalam penyutradaraan film hingga bagian teknik seperti tata kamera, artsistik dan penyutradaraan.

“Salah satu harapan kami adalah memajukan perfilman Indonesia di berbagai kawasan. Film Athirah adalah kesempatan untuk menjadi ruang belajar bersama antara kami dan para pembuat film lokal Makassar," ujar Riri Riza yang diaminkan oleh  Mira Lesmana.

Selain itu, dalam film ini juga menampilkan dandanan perempuan khas Makassar. Cut Mini sebagai Athirah dan Jajang C Noer yang berperan sebagai ibunya atau Mak Kerah, selalu menggunakan sarung khas Makassar, yaitu lipa' sa'be atau sarung sutra Bugis. Mereka juga menggunakan dialek khas Makassar. Termasuk pula tentu saja makanan yang disajikan pun khas Makassar.

(Baca Juga: Cut Mini Baru Temukan Chemistry dengan Ucu Saat Syuting di Makassar)

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement